Rabu, 07 Desember 2022

1.4.a.4.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

 "Back to Basic"

Awalnya saya ikut PGP bukan karena ingin mendapatkan penghargaan tertentu, tetapi karena saya ingin tahu dan hanya ikut-ikutan teman. Kemudian saya menikmatinya. Ada nilai-nilai positif yang saya pelajari, kemudian berdampak kepada diri saya. Saya merefleksi diri saya sendiri, mengingat kembali akan makna dari pendidikan itu sendiri. Istilah kerennya "Back to Basic". Kalau selama ini makna pendidikan terlupakan oleh target kurikulum dan target pengembangan diri, maka kita kembali kepada asal muasal pendidikan itu sendiri untuk kita bercermin apakah kita selama ini telah melakukan pendidikan seperti Filosofi Ki Hajar Dewantara? Atau sekedar menunggu tanggal satu tiap bulannya dan menghabiskan materi dengan hadir di kelas?

Saya adalah orang yang merasa perlu untuk menambah ilmu, saya merasa banyak yang belum saya pelajari. Jadi dalam suatu pelatihan saya selalu hadir hingga selesai pelatihan karena saya adalah pemelajar sepanjang hayat yang masih membutuhkan ilmu pengetahuan. Bila saya tidak tahu suatu ilmu saya merasa ada yang kurang, namun seiring usia, saya juga harus mengukur kemampuan saya. Dunia ini adalah lautan ilmu. Tidak akan cukup waktu untuk terus mengejar ilmu karena ada tugas dan tanggung jawab yang harus kita laksanakan sebagai seorang guru, seorang ibu, dan seorang anggota masyarakat.

Motivasi murid saya datang ke sekolah bermacam-macam. Sebagian kecil siswa datang ke sekolah untuk menuntut ilmu, banyak di antara siswa saya datang ke sekolah karena sekolah saya adalah sekolah favorit di wilayah timur Kabupaten Tulungagung. Beberapa siswa datang ke sekolah karena keinginan orang tua jadi mereka tidak ada niatan untuk belajar sama sekali. Belum ada kesadaran untuk belajar. Sebagian murid saya datang ke sekolah karena daya tarik lawan jenis. Penyemangat mereka adalah orang yang disukai di sekolah. Jadi motivasi belajar siswa ada yang karena gengsi, takut, karena seseorang, dan ada juga yang karena uang saku.

Strategi yang saya terapkan selama ini adalah; 1. memberi contoh untuk datang tepat waktu, 2. memberi contoh untuk semangat dalam belajar, 3. memberi motivasi dengan memberi nasehat dan mengajak diskusi, 4. selalu hadir di antara mereka, 5. memberikan teguran manis untuk siswa yang datang terlambat dan melanggar disiplin.

Disiplin belajar perlu dikuatkan untuk siswa saya karena pengaruh gadget telah merubah perilaku manusia. Pergeseran perilaku ini membuat semangat belajar semakin berkurang. Disiplin belajar yang dimaksud adalah; datang tepat waktu, tidak meninggalkan belajar saat jam pelajaran, mengerjakan tugas tepat waktu, mengerjakan PR tepat waktu, tidak melakukan hal lain saat belajar; seperti tidur atau bermain HP. Pada kenyataanya pada masa pembelajarn daring dan tatap muka terbatas pembelajarn menjadi lambat karena siswa juga lambat dalam mengerjakan tugas bahkan lalai dalam mengerjakan tugas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar